PENDIDIKAN OR EDUCATION

Pada awal abad ke-18 kekhilfahan Islam pada masa Khilafah Utsmaniyah mengalami kemerosotan, goncangan, dan pada akhirnya pada tahun 1924 Khilafah Utsmaniyah resmi runtuh. Melihat kondisi ini barat menerapkan fase kolonialisme dan mencabik-cabik negara Islam menjadi negara bagian.
Para Imperialis ini menebarkan faham westernisasi pada negara-negara Islam jajahannya. Produk westernisasi tersebut antara lain: Demokrasi, Komunisme, Sekularisasi, Kapitalisme dan lain sebagainya.
Beberapa tahun setelah awal fase kolonialisme (penjajahan) muncul keresahan di dunia Islam, keresahan ini memunculkan gerakan yang

ingin menegakkan kembali daulah Islamiyah, gerakan ini dinamakan As-Shohwah Al-Islamiyah. Munculnya gerakan ini mampu mendorong semagat umat Islam untuk mengusir penjajah atau kolonialisme dari negri mereka, sehingga para Imperialis Barat berhasil diusir dari bumi yang dijajahnya.
Akan tetapi kemengan gerakan Ass-Shohwah Al-Islamiyah ini masih menyisakan beberapa permaslahan. Diataranya: ketika Imperialis telah diusir para pemmimpin pemerintahan negra Islam masih terpengaruh oleh virus-virus westernisasi, diantaranya adalah sekularisme yaitu pemisahan antara agama dan politik atau negara.
Faham sekularisme di atas juga merambak pada dunia pendidikan. Sekularisme pada dunia pendidikan bisa dilihat dari kurikulum pendidikan yang secara prosentase lebih menekankan pada ilmu pengetahuan umum atau teknologi dari pada ilmu pendidikan agama. Hal ini dapat dilihat secara nyata pada kurikulum pendidikan di Indonesia yang notabene merupakan negara berpenduduk Islam terbesar di Dunia.
Selain kurikulum pendidikan yang bisa dikatakan sekuler kiri, pendidikan di Indonesia juga dihadapkan dengan kurikulum sekuler kanan. Beberapa umat Islam di Indonesia mencoba mendukung al-Shohwah al-Islamiyah dengan menerapkan pendidikan yang hanya menekankan pada ilmu agama dan menafikan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapa terlihat dari beberapa pondok pesantren yang sangat dominan menerapkan kurikulium pendidikan agama Islam. Fenomena inilah yang dikatan sebagai sekuler kanan.
Fenomena sekulerisme pada pendidikan di atas juga merambak di daerah Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Pola pendidikan di Nganjuk bisa dikatakan sekuler karena di Kabupaten yang terkenal dengan pertanian wijen, pendidikan yang ada hanya berupa sekolah negeri dan pondok pesantren tradisional saja.
Keadaan ini akan menghambat terbentuknya tatanan kehidupan Islami yang memadukan anatara keilmuan agama dan ilmu teknologi sehingga mampu membentuk manusia yang Kaffah sebagaimana tujuan penciptaan manusia sebagai hamba dan khalifah di muka bumi.
Berangkat dari permasalahan dan fenomena di atas, membawa kita pada satu kesimpulan untuk memperbaiki pola pendidikan saat ini. Lembaga pendidikan Hidayatullah dengan visinya mewujudkan Hidayatullah sebagai lembaga pendidikan Islam yang bermutu tinggi dan unggul, sehingga melahirkan sumberdaya manusia yang siap memikul amanah Allah sebagai hamba dan khalifah Allah SWT. Untuk itu lembaga pendidikan Hidayatullah menyelenggarakan pendidikan integral sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan di atas dan untuk mewujudkan visi lembaga pendidikan Hidayatullah.
Pendidikan Integral Hidayatullah yang akan dilaksanakan di Hidayatullah cabang Nganjuk adalah mendirikan jenjang pendidikan sekolah dasar. Pendidikan sekolah dasar yang merupakan kelanjutan pendidikan taman kanak-kanak, menempati posisi yang sangat penting dan strategis. Di dalam masa ini diletakkan dasar-dasar pembentukan kepribadian dan pembekalan ilmu-ilmu kehidupan. Memasuki masa-masa kritis, siswa akan dibentuk atau diwarnai dengan shibghah (celupan) tertentu yang dikehendaki sehingga di masa depan siswa akan menjadi manusia sesuai arahan program yang telah dicanagkan. Pentingnya pendidikan di masa ini telah diisyaratkan oleh Rasulullah SAW. dalam sabdanya: Al 'ilmu fish shighar kan naqsyi fil hajari." (Menuntut) ilmu pada masa kecil ibarat mengukir diatas batu (HR. Baihaqi dan Ath- Tabrani dalam Al Ausath).
B. ANALISA LINGKUNGAN
1. Geografis
Lembaga pendidikan yang akan kita dirikan terletak di Jl. Jendral Sudirman, Kauman, Nganjuk (daerah alun-alun nganjuk).
2. Demografis
Jumlah penduduk di daerah perkotaan Kabupaten Nganjuk berjumlah ± 10.000 jiwa. Perumahan sekitar sekolah berbentuk ruko-ruko dan bangunan permanen.
3. Sosial Ekonomi
Mata pencaharian masyarakatnya adalah pedagang (pertokoan), pegawai negeri, dan sebagian masyarakat pinggiran perkotaan bermatapencaharian petani wijen. Tingkat ekonomi masyarakatnya tergolong masyarakat menengah ke atas.
4. Keagamaan
Kondisi keagamaan masyarakat di daerah perkotaan Kabupaten Nganjuk adalah 97℅ masyarakatnya beragama Islam dan 3℅ masyarakatnya beragama Kristen.
5. Politik dan Dukungan Pemerintah
Di daerah sekitar perkotaan kabupaten nganjuk didominasi oleh empat partai raksasa, yaitu PPP, PKB, PKS dan PAN. Pejabat pemerintah daerah sangat mendukung dengan penyelengaraan pendidikan Islam integral di daerah jantung kota. Karena di daerah itu belum ada pendidikan integral yang memadukan konsep kurikulum pendidikan Islam dan umum. Selain itu, Pondok Pesantren Hidayatullah Nganjuk sebagai yayasan yang menaungi penyelenggaraan pendidikan ini juga mempunyai banyak relasi dengan para pejabat strategis di pemda kabupaten Nganjuk dan dapat merangkul para tokoh berpengaruh di kabupaten tersebut. Hal ini juga menjadi faktor yang sangat mendukung dalam mendidrikan Sekolah Dasar Integral al-Fathoniyyah di kab. Nganjuk.

0 komentar:

Posting Komentar